Mahasiswa Fakultas Pertanian UMA Divirusi Jiwa Kewirausahaan
Puluhan mahasiswa Program Studi (Prodi) Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Medan Area (FP UMA) melakukan study visit (kunjungan studi) ke pengrajin seni ukir patung batak di Desa Sillagan, Tuktuk, Kabupaten Samosir.
Kunjungan itu dipimpin dosen pemangku mata kuliah kewirausahaan Ir Asmah Indrawati MP ini dalam rangka ‘memvirusi’ mahasiswa jiwa kewirausahaan.
Ketua Panitia Study Visit Darmauli Manik kepada wartawan di Kampus I UMA, Jalan Kolam Medan Estate, Selasa (6/2) mengatakan, dalam kunjungan studi yang berlangsung 2-3 Februari 2018 itu, mahasiswa semester VII kelas A Prodi Agroteknologi langsung mewawancarai pengrajin seni ukir patung batak Anggarani Siallagan (Oppu Gorga Siallagan) atau lebih dikenal dengan A Meliana Siallagan.
Hasil karya Oppu Gorga Sillagan telah mendunia sejak puluhan tahun lalu.
“Atas prestasinya sebagai pengrajin seni ukir kayu dan batu, Oppu Siallagan pernah meraih penghargaan Upakarti dalam bidang seni rupa dari Presiden Soeharto dan dinobatkan sebagai duta seni ukir bangsa,” ujar Darmauli didampingi Sekretaris Panitia Dicky Alamsyah, Wakil Ketua Even Sitinjak, Bendahara Melya Shara, unsur panitia Thomson Bob Hasan Siallagan, dan Yopi Toguh Satria Sinaga, serta dosen Ir Asmah Indrawati MP.
Namun, kata Darmauli, prestasi yang dicapai Oppu Gorga Siallagan, telah melewati jalan panjang.
Dikagumi
Oppu Gorga Siallagan mulai melukis sejak duduk di bangku SMP pada 1974. Saat itu yang dilukisnya adalah raja-raja Batak tempo dulu. Hasil lukisan Oppu Gorga Siallagan ternyata sangat dikagumi para turis yang berkunjung ke Samosir.
Setelah menikah, Oppu Gorga Siallagan memilih mengembangkan seni ukir kayu dan batu. Dia menciptakan berbagai model patung dan tongkat kerajaan Batak dari batu serta kayu. Hasil karyanya dijual ke toko-toko souvenir di Tomok, Samosir.
“Hasil karya Oppu Gorga Siallagan sangat diminati turis mancanegara. Hasil seni ukirnya kemudian banyak diekspor ke negara-negara di Eropa dan Asia. Dan dari usaha seni ukir ini, Oppu Gorga Siallagan mampu menyekolahkan delapan anaknya hingga menjadi sarjana,” tambah Sekretaris Panitia Dicky Alamsyah mengungkap hasil wawancara mereka dengan Oppu Gorga Siallagan.
Hingga saat ini, lanjut Dicky, hasil karya Oppu Gorga Siallagan masih tetap diminati. Patung batak dan tongkat kerajaan yang terbuat dari kayu dan batu dijual dengan harga Rp300 ribu hingga Rp1,5 juta.
Selain mengunjungi pengrajin seni ukir, 65 mahasiswa Prodi Agrotenologi juga mengunjungi toko-toko ulos, pakaian dan souvenir yang ada di Tuktuk.
Dalam kesempatan itu, dosen pemangku mata kuliah kewirausahaan Ir Asmah Indrawati MP mengatakan, kunjungan studi ini dimaksudkan untuk “memvirusi” mahasiswa dengan jiwa kewirausahaan, sehingga menjadi sumber daya manusia yang inovatif, berkepribadian dan mandiri sesuai dengan visi-misi UMA.
“Dalam kunjungan studi ini, mahasiswa menggali profil dan karakter pengrajin/pengusahan yang ada di Tuktuk Samosir. Kita berharap, mahasiswa mampu mengubah yang tidak ada (nothing) menjadi sesuatu yang berharga (something),” kata Asmah yang juga Kabag Humas UMA.